Sunday, August 23, 2009

.:: 10 Renungan Indah Ramadhan ::.

Oleh Syaikh Nawaf bin 'Ubaid Ar-Ra'uji
Penerjemah Muhammad Iqbal Ghazali

Wahai saudaraku yang sedang menjalankan ibadah puasa, aku mengucapkan salam Islam yang abadi pada anda



Aku memohon pada Allah 'Azza wa Jalla (Yang Maha Perkasa lagi Maha Mulia) agar anda sehat wal afiat dan semoga Allah memberkahi dan menjadikan kita termasuk mereka yang berpuasa dan mendirikan malam Bulan Ramadhan sesuai dengan tuntunan yang benar dan semoga Allah menerima amalan kita, sesungguhnya Dia Yang Maha Berkuasa.

Wahai saudaraku yang berpuasa, pada kesempatan ini saya ingin menjelaskan secara ringkas beberapa renungan tentang Bulan yang utama ini.

Renungan pertama:
Wahai saudaraku yang berpuasa, pertama-tama aku ucapkan selamat atas datangnya Bulan Ramadhan yang diberkahi, Bulan Al-Qur'an dan shalat malam. Karena itu sadarilah nikmat yang agung ini serta bergembiralah dengan datangnya bulan yang mulia.

Bulan yang mulia ini menaungi untuk mendekatkan anda pada Allah Yang Maha Suci, dan agar anda menyadari anugrah yang telah Allah berikan sehingga anda termasuk dari mereka yang menjumpainya. Ketuhilah bahwa sebagian orang terluput dari bulan ini disebabkan kekufuran wal-'iyadzubillah. Tetapi Allah dengan karunia-Nya menganugrahkannya pada anda. Sebagian yang lain ada yang menemui ajalnya sebelum menjumpai Bulan Ramadhan. Maka bersyukurlah atas karunia-Nya, dan bergegaslah. Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Apabila Bulan Ramadhan datang, maka dibukalah pintu-pintu sorga, ditutuplah pintu-pintu neraka Jahannam dan syetan-syetan dibelenggu" (Muttafaqun 'Alaih)

Renungan kedua:
Wahai saudaraku yang sedang berpuasa, semoga Allah menunjuki anda segala kebaikan. Aku berwasiat agar anda memanfaatkan kesempatan dalam bulan yang agung ini untuk mendapatkan ampunan dari segala dosa dan kesalahan serta mendekatkan diri pada Allah 'Azza wa Jalla dengan membaca Al-Qur'an baik di malam maupun siang hari. Bulan Ramadhan adalah bulan Al-Qur'an, maka jangan sampai anda kikir pada diri anda dari kebaikan. Allah berfirman:



Artinya :
"Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (Q.S Al-Baqarah 185)

Berkata Umar bin Abdul Aziz: "Sesungguhnya malam dan siang melaluimu, maka beramallah di saat kedatangannya".

Renungan ketiga:
Wahai saudaraku yang sedang berpuasa, demi Allah berapa banyak kesempatan bagi anda untuk terlepas dari dosa dan introspeksi diri di medan keimanan ini untuk menambah kebaikan dan ketakwaan serta bermuhasabah. Jika anda masih banyak kekurangan, maka bertaubatlah pada Allah karena pintu (taubat) masih terbuka. Jika anda termasuk mereka yang Allah anugrahi kebaikan dan petunjuk, maka tingkatkanlah kadar ketakwaan anda dan jangan berhenti pada tingkatan tertentu.

Wahai saudaraku yang sedang berpuasa, Adalah suatu kesempatan berharga di saat anda berpegang pada syari'at Allah dan berhenti dari apa yang diharamkan Allah sebagai realisasi ketaatan pada-Nya.

Jika dengan tekad dan kesungguhan anda mampu berhenti dari kemaksiatan yang anda lakukan, maka jangan menambah atau ragu-ragu dalam mendekatkan diri pada Allah di bulan yang mulia ini. Jadikan Ramadhan sebagai awal dari sebuah lembaran baru untuk merendah diri pada Allah 'Azza wa Jalla agar Dia mengaruniakan pada anda taubat nasuha dan menetapkan hati anda di atas jalan yang lurus.

Wahai orang yang berbuat dosa di Bulan Rajab
Hingga Bulan Sya'ban masih juga ia bermaksiat pada Tuhannya
Bulan Ramadhan telah mendatangimu setelah kedua bulan berlalu
Maka janganlah engkau melakukan hal yang sama dengan bermaksiat
Bacalah Al-Qur'an dan bertasbihlah di bulan itu dengan bersungguh-sungguh
Ramadhan adalah bulan tasbih dan bulan Qur'an
Berapa banyak engkau ketahui mereka yang dahulunya berpuasa
Baik mereka dari keluarga, tetangga ataupun teman
Kematian telah mengantarkan mereka dan setelah itu
Engkau masih menjalani kehidupan, betapa dekatnya orang yang bermaksiat dengan ajalnya


Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata: "Wahai anak Adam, engkau ibarat hari-hari. Jika sebuah hari berlalu berarti sebagian dari dirimu juga pergi".

Renungan keempat :
Wahai saudaraku yang sedang berpuasa, sering kita dengar sebagian orang mengatakan 'Ramadhan Karim' / Ramadhan bulan yang mulia. Itu memang benar, akan tetapi berdalih dengan ungkapan di atas adalah tidak benar. Bisa jadi ia berbuat kesalahan atau maksiat lalu mengatakan bahwa Ramadhan adalah karim/bulan yang mulia. Ia mendengarkan nyanyian dan menyaksikan apa yang diharamkan dengan dalih Ramadhan adalah bulan yang mulia. Ini adalah tidak benar. Ramadhan adalah bulan mulia bagi siapa yang melakukan ketaatan dengan membaca Al-Qur'an, Shalat Taraweh, puasa dan shalat malam, dan sebaliknya tidak mulia bagi kemaksiatan. Maka renungkanlah semoga Allah memberkahi anda.
Alllah berfirman:

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيَ أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَن كَانَ مَرِيضاً أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلاَ يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُواْ الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُواْ اللّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ


"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa" (Q.S Al-Baqarah 183)

Dari Abu Sa'id Al-Khudri radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah kecuali Allah akan menjauhkannya dari neraka sepanjang perjalanan tujuh puluh musim disebabkan puasanya di hari itu" (H.R Bukhari, Muslim dan Tirmidzi)

Renungan kelima :
Sebagian wanita semoga Allah memberikan hidayah pada mereka, jika datang Bulan Ramadhan sibuk untuk mempersiapkan berbagai macam menu makanan dan minuman sehingga waktunya yang berharga di bulan yang mulia ini berlalu begitu saja selama berjam-jam di siang hari Ramadhan hanya untuk di dapur dan pergi ke pasar di malam hari. Ia lalui Ramadhan dalam keadaan seperti ini. Wallahul Musta'an (kepada Allahlah tempat meminta pertolongan). Wahai saudariku yang sedang berpuasa, jangan sampai anda tertipu di bulan yang mulia ini.

Renungan keenam :
Wahai saudaraku yang sedang berpuasa, akhlak yang baik memiliki derajat yang tinggi yang dengannya seorang muslim dekat dengan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Akan tetapi amat disayangkan, sebagian orang ada yang masih buruk akhlaknya terutama di Bulan Ramadhan. Ia tidak ingin di ajak bicara atau berbicara dengan orang lain, juga tidak mau menanggung kesalahan baik di rumah maupun di jalan. Allah Ta'ala berfirman:

وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الأرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلامًا


"Dan hamba-hamba yang baik dari Rabb Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan" (Q.S Al-Furqan: 63)

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seorang mukmin dengan kebaikan akhlaknya akan mendapatkan derajat orang yang berpuasa dan shalat malam" (H.R Abu Dawud). Berkata Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah: "Barangsiapa yang buruk akhlaknya, maka jiwanya akan tersiksa".

Renungan ketujuh :
Wahai saudaraku yang sedang berpuasa, bulan yang mulia ini adalah kesempatan berharga bagi kaum beriman untuk menambah amalan-amalan utama. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Barangsiapa mendirikan Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, maka akan diampunilah dosanya yang telah lalu" (Muttafaq 'Alaih).

Termasuk dari mendirikan (Bulan Ramadhan) adalah shalat taraweh yang merupakan sunnah yang ditetapkan. Maka peliharalah Shalat Taraweh bersama imam sampai selesai. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seseorang yang shalat bersama imam hingga ia selesai, maka akan dituliskan baginya pahala shalat malam" (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Nasai dan Ibnu Majah)

semoga Allah memberi hidayah pada Sebagian orang yang menyia-nyiakan Shalat Taraweh, dan barangkali ia shalat dua rakaat lalu berpaling, seakan-akan dengan perbuatannya tersebut ia kikir pada dirinya sendiri dengan pahala. Maka manfaatkanlah wahai saudaraku bulan yang agung ini, hari-harimu adalah terbatas, bersegeralah sebelum datangnya sesuatu yang menghancurkan kelezatan dan memisahkan dari teman (maksudnya kematian).

Renungan kedelapan:
Wahai saudaraku yang sedang berpuasa, diantara keutamaan Bulan Ramadhan bahwa didalamnya terdapat Lailatul Qadar yang mana Allah berfirman:

نَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ, وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ, لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ, لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ, سَلامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ


"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar" (Q.S Al-Qadr 1-5)

Maka bersungguh-sungguhlah semoga Allah memberkahi anda untuk memanfaatkan malam yang mulia ini yang diantara keutamaannya adalah:

1. Kitabullah (Al-Qur'an) diturunkan di malam itu.
2. Lebih baik dari seribu bulan.
3. Para malaikat dan Jibril turun temurun disebabkan banyaknya keberkahan di malam itu. Selain itu malam Lailatul Qadar adalah keselamatan dari siksaan bila seorang hamba menjalankan apa yang diperintahkan Allah.

Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam menanti datangnya malam lailatul qadar pada sepuluh hari yang terakhir, terlebih lagi pada malam-malam ganjilnya. Maka bersemangatlah untuk mencari malam tersebut dan janganlah engkau menunda-nunda, karena sikap tersebut telah membinasakan kaum yang telah lalu.

Renungan kesembilan:
Wahai saudaraku yang sedang berpuasa, ada sebagian orang yang bersemangat untuk menunaikan umrah di Bulan Ramadhan. Tidak diragukan lagi bahwa amalan tersebut memiliki keutamaan yang besar, sebagaimana sabda nabi:

"Umrah di Bulan Ramadhan itu sama nilainya dengan haji bersamaku" (Muttafaq 'Alaih)

Pada kesempatan ini ada beberapa catatan yang ingin penulis sampaikan, dimana sebagian orang yang menunaikan umrah melakukannya:

1. Sebagian orang ada yang menunaikan umrah di Bulan Ramadhan dan ia meninggalkan anak-anak serta keluarganya tanpa ada rasa tanggung jawab dan perhatian. Hal ini jelas tidak dibenarkan. Perkara yang disunnahkan tidak didahulukan atas perkara yang wajib.

2. Sebagian orang ada yang membawa keluarga dan anak-anaknya ke Masjidil Haram. Ini adalah sesuatu yang baik, akan tetapi ia menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam Masjidil Haram sedang anak-anaknya keliling di pasar atau bermain-main di gedung perumahan. Sedang sang ayah tidak berkumpul dengan mereka lagi kecuali di saat buka puasa atau sahur. Adapun waktu lainnya sama sekali tidak ia ketahui apa yang mereka lakukan. Karena itu agar anda tidak terjatuh dalam hal ini, maka barhati-hatilah dan agar anda memperhatikan/mementingkan segala sisi dan tidak meninggalkan satu sisi yang bisa jadi lebih penting.

Renungan kesepuluh :
Wahai saudaraku yang sedang berpuasa, setiap amalan bergantung pada kesudahannya, yang saya maksud adalah menambah amalan pada sepuluh hari yang akhir dari Bulan Ramadhan. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersungguh-sungguh pada sepuluh hari yang akhir tidak seperti pada malam-malam sebelumnya (HR. Muslim). Beliau membangunkan keluarganya dan bersungguh-sungguh. Maka bersungguh-sungguhlah anda wahai saudaraku, semoga Allah memberkahi anda untuk menambah amalan. Janganlah termasuk orang-orang yang bersungguh-sungguh di awal Bulan Ramadhan lalu sedikit demi sedikit menurun sampai ketika datang akhir bulan yang mana kebaikan dan pahala dilipat gandakan, rasa malas mulai muncul untuk membaca Al-Qur'an dan shalat taraweh serta shalat malam.

Wahai saudaraku yang sedang berpuasa, teladanilah pada orang yang Allah utus untuk mengambil sikap teladan darinya. Allah berfirman:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا


"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah" (Q.S Al-Ahzaab 21)

Sebagai penutup, marilah kita memohon pada Allah 'Azza Wa Jalla agar menerima puasa dan shalat malam kita dan agar Dia berkenan mengampuni dosa-dosa serta menghilangkan kegundahan kita. Sesungguhnya Allah adalah Yang Maha Pelindung lagi Maha Berkuasa.

Semoga shalawat dan salam tetap tercurah atas nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam, keluarga beserta shahabat beliau.

Disalin dari maktabah Jaliyat Rabwah http://www.islamhouse.com dengan penambahan seperlunya.



--
Mutiara Salafus Shalih:

Dari Abdullah bin Mas'ud radliyallahu 'anhu ia berkata :
"Ketahuilah hendaknya jangan satupun dari kalian bertaqlid kepada siapapun dalam perkara agamamu sehingga (bila) ia beriman ikut beriman bila ia kafir ikut pula menjadi kafir. Maka jika kamu tetap ingin berteladan maka ambillah contoh dari yang telah mati sebab yang masih hidup tidak aman dari fitnah." (Al Lalikai 1/93 nomor 130 dan Al Haitsamy dalam Al Majma' 1/180)

Dari Yunus bin Zaid dari Az Zuhri ia berkata :
"Ulama kami yang terdahulu (salaf) selalu mengingatkan bahwa berpegang teguh dengan As Sunnah itu adalah keselamatan dan ilmu akan tercabut dengan segera maka tegaknya ilmu adalah kekokohan agama dan dunia sedang dengan hilangnya ilmu hilang pula semuanya." (Ad Darimy 1/58 nomor 16)

No comments:

Post a Comment